Jika kami sering mendengar dan
mengatakan bahwa jalan da’wah ini adalah jalan yang ditempuh para nabi, maka
kami pun seharusnya sudah menyadari karakter perjalanan ini yang memang bukan
perjalanan yang nikmat dan nyaman serta penuh santai. Rasulullah saw telah
memberitahukan kami tentang tabi’at orang-orang yang mengikuti jalan
perjuangannnya. Tapi inilah jalan yang sudah kami pilih, untuk kami lalui dalam
hidup dan menuju kebahagiaan hakiki di akhirat.
Maka, kami harus berusaha
mengikat diri dengan jalan ini, dan dengan saudara-saudara kami di jalan ini.
Ada lima ikatan yang setidaknya mengharuskan kami tetap berada di sini.
Pertama, rabithatu al ‘aqidah (ikatan aqidah). Tali ikatan aqidah Islamiyah
yang menyatukan kami dengan jalan ini. Kesamaan imanlah yang menghimpun dan
mengikat kami bersama saudara-saudara kami di sini.
Kedua, rabithatu al fikrah (ikatan pemikiran). Sejak awal, kebersamaan
kami di jalan ini memang dibangun oleh kesamaan cita-cita dan pemikiran. Kami disatukan
oleh kesamaan ide, gagasan, keinginan, dan cita-cita hidup yang kami yakini
merupakan sarana yang bisa menyampaikan kami kepada keridhaan Allah swt.
Ketiga, rabithatu al ukhuwwah (ikatan persaudaraan). Tak ada yang melebihi
warna jiwa kami setelah keimanan kepada Allah, kecuali suasana persaudaraan
karena Allah swt di jalan ini. Kami di jalan ini, terikat dengan ruh
persaudaraan yang tulus. Ruh persaudaraan yang tersemai melalui kebersamaan
kami berjalan dan memenuhi banyak tugas-tugas da’wah yang kami jalani. Kami
berharap, persaudaraan kami di jalan ini adalah seperti yang digambarkan oleh
Rasulullah, tentang golongan orang-orang yang dinaungi naungan Allah di hari
kiamat. Di mana salah satu golongan itu adalah: Orang yang saling bercinta
karena Allah, bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah swt.
Keempat, rabithatu at tanzhim (ikatan organisasi). Perencanaan dan
keteraturan langkah-langkah kami di jalan ini, sudah tentu menandakan kami
harus puka memiliki sebuah organisasi yang mengatur kami. Dalam organisasi
da’wah ini, berlakulah ketentuan sebagaimana orang yang bekerja di dalam sebuah
perusahaan, dan harus terikat dengan ragam peraturan yang diberlakukan. Seperti
itulah kebersamaan kami di jalan ini. Kami juga mempunyai disiplin dan aturan
yang disepakati untuk diberlakukan selama kami berada di jalan ini. Dan kamipun
terikat dengan peraturan-peraturan itu.
Kelima, rabithatu al ‘ahd (ikatan janji). Di jalan ini, kami masing-masing
telah mengikrarkan janji. Janji yang paling minimal adalah janji yang tercetus
dalam hati kami, dalam diri kami sendiri, kepada Allah swt. Atau bahkan, juga
janji kepada saudara-saudara perjalanan untuk tetap setia dan mendukung
perjuangan. Kami terikat dengan dua jenis janji itu.
Andai di tengah perjalanan, kami
harus mengalami terpaan ujian, fitnah, godaan, dan rayuan. Kami berharap kelima
buhul ikatan kami itu tidak pernah bisa menghempas kami dari jalan ini.
Aamiin.
Dikutip dari buku “Beginilah Jalan Da’wah Mengajari Kami”