Jumat, 16 Agustus 2013

Doa


Bismillah...

Sore ini tiba-tiba jadi teringat sebuah kejadian di saat SD tepatnya kelas 6. Saat itu saya baru pulang les dari salah satu bimbel yang sudah cukup terkenal di Indonesia (maklum otaknya kurang cerdas jadi perlu pelajaran tambahan di luar sekolah). Biasanya  teman-teman saya dan saya biasa naik angkot dari Kopo Cirangrang sampai Gg. Ukiran itu sebesar Rp 500,00 padahal jaraknya lumayan jauh, maklumlah mungkin saat itu harga BBM masih relatif murah tidak seperti sekarang yang 1 liternya seharga Rp 6500,00. Coba bayangin sekarang dengan uang Rp 500,00 seberapa jauh jarak yang bisa ditempuh dengan menggunakan angkot atau bahkan tidak mungkin sama sekali. Loh, ko jadi ngebahas tentang itu? Maaf maaf jadi ngalor ngidul yuk kita kembali pada kejadian yang ingin saya ceritakan. ketika itu, teman-teman se-les saya dan saya bersama-sama naik sebuah angkot, seperti layaknya anak kecillah kita bersenda gurau di dalam angkot. satu per satu teman saya turun duluan. akhirnya angkot sudah berada tidak jauh dari gg ukiran kemudian saya bilang kiri dan angkotnya pun berhenti. menariknya ketika turun, kemudian saya memberikan uang kepada supir angkot tersebut saya kaget dengan perkataan supir angkot tersebut. supir angkot tersebut bilang, "Belajar yang rajin ya, dek supaya pintar." selama saya berada di dunia perangkotan baru pertama kali supir angkot mengucapkan kalimat tersebut. Biasanya supir angkot tuh bilangnya pasti tentang masalah uangnya kurang. saya tertarik dengan ucapan supir angkot tersebut. secara tidak langsung saya merasa supir angkot tersebut mendoakan saya untuk menjadi orang yang sukses. betapa terpuji sekali perkataan supir angkot tersebut.

Ini satu cerita lagi. entah saya lupa pernah baca cerita ini dimana. ada seorang bapak-bapak bekerja sebagai penjaga pintu gerbang tol. beliau sudah cukup lama bekerja sebagai pemberi karcis tersebut. tiap kali beliau memberikan karcis kepada setiap mobil yang hendak masuk beliau selalu tersenyum kepada si pengendara mobil. senyum tersebut bukanlah senyum yang dibuat-buat seperti layaknya seorang pelayan yang melayani setiap tamu yang datang. senyum tersebut merupakan senyum yang tulus. dan ternyata di balik senyum bapak tersebut dia selalu mendoakan setiap mobil yang lewat itu agar selamat sampai tujuan. Subahanallah sekali perbuatan bapak tersebut, beliau mendoakan orang lain tanpa orang lain tahu.
Orang muslim yang mendoakan orang lain secara diam-diam, akan disambut malaikata dengan berkata : Semoga untukmu juga. (H.R. Muslim)

Mendoakan orang lain secara diam-diam merupakan perbuatan yang sangat terpuji bahkan kita bisa mendapatkan efek sampingnya dari doa kita tersebut. Tanpa kita sadari banyak sekali ladang amal yang datang dari perbuatan-perbuatan kecil seperti 2 cerita yang telah dipaparkan di atas ataupun misalnya ketika turun dari angkot kita bisa mendoakan supir dan penumpangnya agar selamat sampai tujuan dan mendapatkan rizki yang barakah. Aamiin. ataupun masih banyak lagi.

Wallahu alam.

Sabtu, 29 Juni 2013

Kebersamaan Kami Terkait Lima Hal




Jika kami sering mendengar dan mengatakan bahwa jalan da’wah ini adalah jalan yang ditempuh para nabi, maka kami pun seharusnya sudah menyadari karakter perjalanan ini yang memang bukan perjalanan yang nikmat dan nyaman serta penuh santai. Rasulullah saw telah memberitahukan kami tentang tabi’at orang-orang yang mengikuti jalan perjuangannnya. Tapi inilah jalan yang sudah kami pilih, untuk kami lalui dalam hidup dan menuju kebahagiaan hakiki di akhirat.

Maka, kami harus berusaha mengikat diri dengan jalan ini, dan dengan saudara-saudara kami di jalan ini. Ada lima ikatan yang setidaknya mengharuskan kami tetap berada di sini.

Pertama, rabithatu al ‘aqidah (ikatan aqidah). Tali ikatan aqidah Islamiyah yang menyatukan kami dengan jalan ini. Kesamaan imanlah yang menghimpun dan mengikat kami bersama saudara-saudara kami di sini.

Kedua, rabithatu al fikrah (ikatan pemikiran). Sejak awal, kebersamaan kami di jalan ini memang dibangun oleh kesamaan cita-cita dan pemikiran. Kami disatukan oleh kesamaan ide, gagasan, keinginan, dan cita-cita hidup yang kami yakini merupakan sarana yang bisa menyampaikan kami kepada keridhaan Allah swt.

Ketiga, rabithatu al ukhuwwah (ikatan persaudaraan). Tak ada yang melebihi warna jiwa kami setelah keimanan kepada Allah, kecuali suasana persaudaraan karena Allah swt di jalan ini. Kami di jalan ini, terikat dengan ruh persaudaraan yang tulus. Ruh persaudaraan yang tersemai melalui kebersamaan kami berjalan dan memenuhi banyak tugas-tugas da’wah yang kami jalani. Kami berharap, persaudaraan kami di jalan ini adalah seperti yang digambarkan oleh Rasulullah, tentang golongan orang-orang yang dinaungi naungan Allah di hari kiamat. Di mana salah satu golongan itu adalah: Orang yang saling bercinta karena Allah, bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah swt.

Keempat, rabithatu at tanzhim (ikatan organisasi). Perencanaan dan keteraturan langkah-langkah kami di jalan ini, sudah tentu menandakan kami harus puka memiliki sebuah organisasi yang mengatur kami. Dalam organisasi da’wah ini, berlakulah ketentuan sebagaimana orang yang bekerja di dalam sebuah perusahaan, dan harus terikat dengan ragam peraturan yang diberlakukan. Seperti itulah kebersamaan kami di jalan ini. Kami juga mempunyai disiplin dan aturan yang disepakati untuk diberlakukan selama kami berada di jalan ini. Dan kamipun terikat dengan peraturan-peraturan itu.

Kelima, rabithatu al ‘ahd (ikatan janji). Di jalan ini, kami masing-masing telah mengikrarkan janji. Janji yang paling minimal adalah janji yang tercetus dalam hati kami, dalam diri kami sendiri, kepada Allah swt. Atau bahkan, juga janji kepada saudara-saudara perjalanan untuk tetap setia dan mendukung perjuangan. Kami terikat dengan dua jenis janji itu.

Andai di tengah perjalanan, kami harus mengalami terpaan ujian, fitnah, godaan, dan rayuan. Kami berharap kelima buhul ikatan kami itu tidak pernah bisa menghempas kami dari jalan ini.
Aamiin.

Dikutip dari buku “Beginilah Jalan Da’wah Mengajari Kami”

Minggu, 16 Juni 2013

Ketika Aktivis Dakwah Bercinta


Cinta aktivis dakwah adalah cinta seorang hamba dengan spectrum yang luas. Ia melihat kehidupan dengan cinta. Setiap hari, ketika Allah berikan kesadaran dan memasukkannya ke dalam perputaran kehidupan, ia menjalaninya dengan cinta. Apa yang membuat seorang menjadi resah dengan penyimpangan kehidupan. Apa yang menghalangi seorang dari tidur dan istirahat untuk mengurus urusan umat yang kompleks ini. Apa yang membuat seorang rela membelanjakan hartanya, meskipun ia sendiri tidak berharta lebih, untuk meringankan beban saudaranya. Semua itu adalah spectrum cinta aktivis dakwah.

Cinta aktivis dakwah adalah cinta yang lahir dari kerja keras menjaga rasa sayang Allah swt kepadanya. Ia membingkai kehidupannya dengan frame cinta yang hakiki. Masalah terbesarnya adalah jika Allah murka dengan semua rasa dan amalnya. Kebahagiaan terbesarnya adalah ketika Allah merahmati perasaan dan amalnya. Di dalam frame itulah ia menjalankan pentas kehidupannya. Maka ketika ia jatuh cinta, cinta itu membawanya kepada ketaatan. Cinta itu menghantarkannya kepada amalan-amalan yang membuat Allah semakin cinta kepadanya. Ketika ia jatuh cinta, cinta itu membentenginya dari perbuatan ingkar dan penyimpangan.

Cinta aktivis dakwah menghantarkannya kepada kehidupan yang berkah dan penuh rahmat. Ia mengijinkan perasaannya tumbuh dan berbunga hanya dalam bingkai ketaatan. Ketika cinta lawan jenis hadir dalam dirinya, maka itu pun tidak lepas dari komitmen menjaga hak-hak Allah di dalam cinta tersebut. Ia mempersembahkan cinta itu untuk orang yang memberinya jaminan cinta tersebut adalah berkah dan penuh rahmat. Ia menjalankan cinta tersebut dengan murakobah yang ketat. Ia selalu yakin, Allah memberikan pendamping yang baik sesuai kualitas kebaikan dirinya.

Cinta aktivis dakwah bukanlah cinta dusta. Yang berlindung dengan pernyataan, Allah tahu niat saya baik, tapi kemudian melakukan penyimpangan amal. Bukan cinta yang bisu dari pernyataan taushiah dan tuli dari bisikan kebaikan. Bukan cinta yang melenakan dan menjerumuskan kepada kehidupan yang meresahkan. Bukan cinta yang diobral dengan hiasan kemaksiatan dan sekedar mengejar sebuah tuntutan social. Cinta aktivis dakwah bukan cinta dalam 30 hari mencari cinta.

Cinta aktivis dakwah adalah cinta yang terang seterang matahari. Ia penuh dengan ketulusan dan bukan basa-basi. Ia jelas dengan perangkat yang tidak menyimpang dari statusnya sebagai hamba. Cintanya bukan sekedar kedekatan, melainkan juga tanggung jawab. Bukan sekedar romantika dunia, melainkan sendung mulia penduduk langit. Jelas, terang, dan tidak ada sedikit pun yang disembunyikan. Cinta aktivis dakwah tidak membutuhkan pertanyaan Ada apa dengan Cinta.

Cinta aktivis dakwah ada dalam tingkatan ketaatan, Allah Sang Raja, Rasulullah Sang kekasih, Perjuangan yang dirindukan, dan Pasangan hidup yang menyejukkan pandangan, serta anak-anak saleh dan salehah sebagai bunga dan buahnya. Cinta tulus, cinta murni, cinta yang hidup dan menghidupkan

sumber: http://www.dreams-jurnalis.do.am/news/ketika_aktivis_dakwah_bercinta/2009-11-29-2

Minggu, 27 Januari 2013

Panitia FISI 1434 H


Inilah foto panitia FISI 1434 H yanng ikhwannya. Namun sayang tidak semuanya hadir dalam kajian penutupnya.
Semoga Allah selalu menjaga kami dalam kehangatan ukhuwah-Nya.
Aamiin

Kamis, 10 Januari 2013

Hati Hati Bawa Hati



Aduh,
Susahnya punya hati
Letaknya tersembunyi,
 Tapi gerakannya tampak sekali
(he hemm, malu juga diri ini)

Makanya,
Lebih baik punya istri
Kalau tersenyum ada yang menanggapi
Kalau berekspresi ada yang memahami
Sikapnya lembut tak bikin keki
Kadang malah memuji

“Tuhan tak pernah ingkar janji,
Kalu terus menjaga diri,
Akan mendapat pendamping yang lurus hati.”

Tapi kalau masih sendiri,
Hati-hati bawa hati
Kalau sibuk mencari perhatian,
Kapan kamu mengenal gadis yang bisa menjaga pandangan?
Bagusnya sibuk menyiapkan perbekalan (maunya sih kutulis memperbaiki iman)
Tanpa susah-susah membayangkan
Saat-saat tak terbayangkan

Adapun kalau sudah beristri,
Jangan lupa mengingatkan,
Kalau ada uang dilalaikan
Tentang perkara yang disyari’atkan
Tapi kalau ia memelihara kewajiban
Ingat-ingatlah untuk memberi perhatian
Jangan menunggu dapat peringatan

Sumber : Buku Kupinang Kau Dengan Hamdalah

Senin, 31 Desember 2012

>>> SURAT CINTA BUAT UKTHY BERKERUDUNG

Ini adalah unek-unek saya yang banyak dikecewakan oleh performa para muslimah yang nampak di depan kedua biji mata saya sehari-hari. Di tengah kegembiraan banyak orang yang melihat kerudung pada saat ini menjadi trending fashion banyak muslimah, saya sebenarnya gemas, kecewa, galau dan marah, tapi juga bingung.

Pangkal kekecewaan saya adalah soal kesenjangan antara kerudung dengan gaya hidup mereka. Mengapa banyak muslimah yang berkerudung sekedar puas dengan berkerudung. Seolah-olah kerudung itu sudah babak final dalam penampilan dan lifestyle, kenapa mereka tidak mau meningkatkan kepribadian mereka, pemahaman mereka dan menjaga diri mereka? Kenapa? Kenapa? Please, somebody help me!

Coba, pembaca pikirkan, bagaimana saya tidak bingung melihat seorang muslimah berkerudung tapi body mereka tampak melendung-melendung. Wajah manis berkerudung dalam balutan kemeja ketat yang kancingnya seolah mau meloncat karena ketarik bodi mereka yang sudah baligh, dan panggul ke bawah dililit jeans ketat – malah ada juga yang nekat pake legging (gubraaag) – sehingga ‘aset nasional’ mereka dikibarkan ke mana-mana.

Ukhtiiiiii….! Maaf kalau saya sarkastis, tapi Anda ini kan muslimah, bukan hewan qurban yang dinilai dari bobot badan dan kemontokan tubuh. Sapi dan domba qurban sengaja di-display-kan dengan vulgar di pinggir jalan agar orang-orang yang mau berkurban ngiler untuk membelinya dan mengurbankannya untuk fakir miskin.

Tapi ukhti kan muslimaaaah, bukan kambing qurban. Semakin Anda tertutup semakin ‘mahal’ harga ukhti di hadapan Allah, beda dengan hewan qurban yang semakin nampak sintal bodinya makin mahal harganya. Pahamkah kekesalan saya, ukhti?!Ini bukan berarti saya ini maho atau cowok KW. Bukan. Saya pria tulen.

Saya senang dengan kecantikan dan keindahan wanita karena itu kodrat saya, tapi kan Allah melarang saya meneropong tubuh ukhti dari ujung rambut ke ujung jempol.
Jadi, please, saya minta kerja samanya, jangan bikin hidup saya yang susah jadi tambah susah. Kalau memang ukhti cantik dan punya penampilan berkelas biarlah suami ukhty saja yang nanti berhak untuk melihatnya. Saya masih lelaki dan saya masih takut nambah saldo dosa.Pakaian ukhti bila keluar rumah adalah kerudung dan baju panjang yang kita sebut jilbab. Itu yang diperintahkan Allah kepada ukhti dan yang sekaum dengan Anda. Kalau ukhti senang dengan tank top, baby doll, mini skirt, atau hotpants ya silakan dipakai di balik jilbab ukhti. Tidak usah saya diajak mengintip semuanya.

Saya juga gerah dan marah kala menyaksikan ada remaja berkerudung jadi alay-alay di layar kaca. Entah di acara In***, D*****t, atau yang sejenisnya. Sama saat saya juga geli dan ketawa garing ngeliat ukhti-ukhti berkerudung ngantri tiket Justien Biber atau Lady Gaga!

Tapi bukan soal itu saja yang membuat emosi saya kadang meradang melihat ukhti dan teman-teman ukhti. Ada soal lain yang saya terus terang gerah dan jadi garang. Apa? Pacaran! Saya sering geleng kepala kalau sudah melihat akhwat berkerudung – apalagi berjilbab – berasyik masyuk dengan cowok yang bukan mahram dan suami juga bukan.Boleh percaya atau tidak, ukhti, saya pernah mendamprat – ini mungkin terlalu dramatisasi, tepatnya mempermalukan – sepasang kekasih di dalam angkot. Keduanya siswa almamater sekolah saya. Tapi yang bikin kepala panas adalah ceweknya berkerudung rapih dan cowoknya berjenggoooot (saya saja sampai sekarang belum sukses menumbuhkan jenggot!) Keduanya duduk di pojokan angkot dan tangan tuh cewek ada dipangkuan cowoknya sambil diremas-remas. !Astaghfirullah al-‘azhim!“Udah nikah, belum?” tanya saya panas.“Eh, belum, Pak?” jawab tuh cowok blingsatan sambil melepaskan tangan ceweknya. Untung nggak dilepaskan dari persendian badannya. Bla, bla, bla, saya nasihatin mereka berdua. Entah keduanya paham omongan saya atau tidak. Entah setelah itu mereka bubar pacaran atau malah menganggap sikap saya sebagai ujian.

Di mana-mana saya sering lihat akhwat berkerudung berasyik masyuk dengan pacar-pacar mereka. Di atas motor Kawasaki Ninja yang keren ada akhwat yang lengket ke punggung cowoknya ( jadi ingat seseorang...siapa ya...). Karena tuh motor Jepang jok belakangnya nungging maka cewek berkerudung itu ikutan nungging dan makin bersandar ke punggung cowoknya. Mungkin sambil berpikir bangga ‘cowok gue motornya keren’. nggak peduli pada komentar orang-orang yang menyaksikannya. Saya sebaaal lihat ukhti seperti itu.

Saya juga marah pada kawan saya yang pernah cerita kalau dia pernah diajak warga menggerebeg sepasang mahasiswa yang sedang mesum di malam hari di bulan suci Ramadhan. Ceweknya…..? Mahasiswi berkerudung! Coba bayangkan saudara-saudara, keduanya ketangkap basah sedang mesum di bulan Ramadhan pula! Saat orang berburu pahala, mereka malah saling berburu paha (tanpa la). Kalau mereka orang atheis, saya nggak bakal marah. Tapi dia berkerudung. Sad but true. Saya marah pada kawan saya itu kenapa story buruk kayak begini harus diceritakan pada saya. Bikin saya makin sebal pada ukhti berkerudung yang liar seperti itu. Tapi itu bukan satu-satunya cerita, masih banyak cerita yang serupa yang saya dengar dari kawan-kawan yang lain. Ada juga yang cerita kalau di antara cewek berkerudung itu ada yang jadi wanita panggilan. Malah katanya tarifnya premium call alias bisa lebih mahal karena kesannya eksotis dan reliji.Saya jadi bertanya; untuk apa sih ukhti berkerudung? Apa makna hijab dalam kehidupan ukhti? Tolong jawab 1 x 24 jam dari sekarang! Sering saya dengar ada kalangan yang bilang ‘jilbabi dulu hatimu sebelum tubuhmu’. Apa maksudnya? Sok berfilsafat tapi gajebo, ga’ jelas bo!

Nanti para cewek yang pakai hotpants bisa berdalih ‘ mas, jangan lihat tubuh seksi saya, tapi rasakan hati saya yang berjilbab’ Pernahkah ketika ukhti memutuskan untuk berkerudung apalagi berjilbab merenung bahwa harus ada sebuah perubahan dalam hidup ukhti? Akan lebih terjaga, lebih dekat kepada Allah, dan lebih berani meninggalkan maksiat?Kekesalan itu saya tumpahkan di sini, biar ukhti baca kalau apa yang ukhti lakukan itu berbahaya, dosa dan merusak korps akhwat berkerudung dan berjilbab. Kalaupun ukhti tidak baca, saya berharap agar ada yang meng-copy paste tulisan ini dan sharing ke mana saja agar dibaca oleh ukhti dan yang se-alam dengan ukhti.

Untuk ukhti yang sudah terlanjur membacanya dan marah-marah, saya harap agar malam nanti merenung; sudah benarkah gaya hidup saya? Percayalah, mencopot kembali kerudung bukan jawaban yang benar. Yang harus ukhti lakukan adalah terus menyelam dalam ajaran Islam yang indah dan menyejukkan ini. Banggalah sebagai akhwat berjilbab dan jagalah kehormatan diri sampai mati. That’s all, ukhti fillah!
Ukhti ku Berkerudung...

Sumber : Islamic Motivation

KETIKA CINTA HARUS USAI...

Bismillahirrahmanirrahim...

Untukmu yang pernah singgah di hatiku..
Untukmu yang pernah hinggap di hidupku..
Untukmu yang pernah menjadi bagian masa laluku..

Terimakasih...Atas sepenggal episode dalam cerita hidupku.
Atas seberkas kisah yang mewarnai lembar masa laluku.
Atas manis dan pahitnya cinta palsu dalam perjalanan hidupku.

Maafkan aku..
Atas segala kebodohanku yang pernah mengagumimu kala itu.
Atas segala sikap pengecutku yang tak mampu membahagiakanmu saat itu dan atas segala kepalsuan rasaku dalam menyanjungmu masa itu.

Mengenalmu adalah hal terindah yang takkan aku sesali.
Kerana mengenalmu menyadarkan aku,sebodoh apa diri ini.
Dan merajut kisah bersamamu,mengajarkan aku untuk tak tenggelam dalam kesalahan yang sama.

Yakinlah..
Tidak semata-mata Allah Azza Wa Jalla memisahkan aku darimu..
Tidak semata-mata Allah Azza Wa Jalla menjauhkanmu dariku..
Melainkan Allah Maha Tahu apa yang terbaik bagimu dan bagiku..

Kini,aku telah temukan bahagiaku meski tanpamu....
Membingkai surga dalam rumah tangga...
Merajut cinta dalam naungan ridha_Nya..
Yang banyak mengajarkan aku......siapa sejatinya diriku..

Semoga kelak kau temukan bahagiamu...
Dalam keberkahan yang dipenuhi Sakinah Mawaddah dan Rahmah...Aamiin


Sumber : Grup FB Strawberry